Selasa, 25 November 2014

artikel #6



Murid kelas dua dan yang lebih tua di Akademi akan ditempatkan ke dalam ruangan kelas yang terpisah, mulai dari kelas A hingga kelas F, dan dibagi berdasarkan hasil ujian kelas. Mudahnya, di Kelas A ada anak jenius, dan anak yang paling idiot pasti ada di Kelas F, bersama dengan orang-orang di antaranya. Kemampuan intelejen akan ditandai oleh kelas mana kau berada. Untuk melindungi harga diriku sebagai lelaki, aku akan melakukan apapun agar tidak berakhir di Kelas F."
"Revo, sesungguhnya..."
"Hmm?"
Amplopnya dilem rekat sekali, aku masih berusaha membukanya.
"Setelah setahun mengamatimu, aku sudah lama berpikir: Apakah Revo seorang idiot?"
"Bapak jelas salah tentang itu. Aku sudah akan menambahkan 'Bodoh' pada julukanmu bila kau serius tentang itu."
Aku tidak sedang berusaha untuk menjilat. Aku memang tidak belajar banyak saat ujian kemarin, tapi aku rasa aku bisa mengerjakan ujiannya. Pastinya, beliau sudah mengubah opini tentangku ketika dia melihat hasilku.
"Benar. Saat aku melihat hasilmu, aku tersadar betapa kelirunya aku dulu."
"Aku senang mendengarnya, Pak."
Aku tetap tidak bisa membukanya. Sepertinya aku harus merobek bagian atasnya.
Di kelas mana aku akan berada? Apakah kelas D? Atau kelas C?
"Bahagialah, Revo. Kecurigaanku padamu sudah berakhir."
Aku membuka lembaran hasil di dalamnya, dan membaca tulisan di atasnya:
"Revo Rivaldo - Kelas F"
"Kau memang idiot."
Demikian, hidupku di kelas terparah dimulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar